Stop Bully, Ayo Peduli!

 



STOP BULLY, AYO PEDULI!

Penulis :Hanik Setyowati, S.Pd

Guru MTsN 1 Banyuwangi

===

Perundungan di lingkungan madrasah menjadi masalah serius yang memiliki dampak negatif bagi semua korbannya. Selain trauma mendalam, perundungan dapat menyebabkan gangguan emosional dan mental. Sebagai korban, mereka akan menjadi tertutup, rendah diri bahkan depresi. Bahkan ada beberapa kasus perundungan yang berakhir dengan kematian para korbannya. Sebagai rumah kedua bagi murid, Madrasah haruslah menjadi tempat yang aman untuk menuntut ilmu. Mulai dari situasi belajar yang kondusif, guru yang berpihak pada murid dan teman-teman yang saling mendukung satu sama lain. Namun, saat ini madrasah bukanlah tempat yang aman bagi murid. Banyaknya kasus perundungan yang terjadi di negeri ini mencerminkan bahwa kurangnya sosialisai pengertian dan dampak dari perundungan itu sendiri. Tugas kita sebagai pendidik, sebagai orang tua murid di madrasah haruslah seringkali menanamkan nilai-nilai kebajikan agar perundungan di negeri ini dapat teratasi.

Di madrasah tempat saya mengajar terdapat satu jenis perundungan yang sudah melekat selama puluhan tahun. Selalu dilakukan turun temurun oleh murid. Bahkan sejak kelas 7, murid sudah berani melakukannya. Perundungan  tersebut adalah perundungan verbal dengan mengejek nama orang tua murid. Banyak dari murid  saya yang saling merundung temannya dengan memanggil nama orang tua dengan nada mengejek. Tidak jarang, aksi saling merundung ini berakhir dengan pertengkaran bahkan perkelahian.

Selama puluhan tahun saya mengajar, saya telah berusaha berbagai macam cara untuk mencegah perundungan verbal itu tidak terjadi. Misalnya dengan menegur murid yang terlibat, mendekati pelaku perundungan dengan bicara dari hati ke hati, hingga teguran verbal yang cukup keras seperti memarahi. Namun efek jera pada murid hanya berlangsung beberapa hari saja. Bahkan hanya bertahan beberapa jam saja dari peringatan terakhir yang saya berikan.

Akhirnya, pada saat saya mengikuti pelatihan pintar berbagi cerita inovasi di madrasah saya menemukan solusi untuk kasus perundungan yang sering terjadi di madrasah. Dengan membuat sebuah papan data  berisikan data pribadi seluruh murid yang ditempel di dinding kelas. Data informasi yang dicantumkan adalah nama lengkap murid, nama orang tua dan foto keluarga. Selain sebagai kelengkapan administrasi sebagai guru, dengan harapan  setelah  dibuat papan data tersebut, semua murid mengetahui dan mengenali nama orang tua dari masing-masing temannya, sehingga muncullah rasa menghormati dan saling peduli satu sama lain. Jika semua murid sudah mengetahui identitas pribadi teman-temannya, maka semua murid akan merasa terbuka satu sama lain. Sehingga, perundungan dengan mengejek nama orang tua murid tidak terjadi lagi.

Awalnya, masih ada beberapa murid yang tetap merundung temannya setelah mengetahui identitas mereka dari papan tersebut. Namun, berbeda dari sebelumnya, murid yang menjadi korban perundungan kini justru berani membalas dengan mengejek balik murid pelaku perundungan. Sebagai guru, kita kembali menegaskan tujuan pemasangan papan data tersebut di kelas adalah agar semua murid saling mengenali dan menghormati keluarga temannya. Beberapa minggu dari pemasangan papan data tersebut, perundungan verbal dengan mengejek nama orang tua mulai berkurang di kelas . Bahkan, yang terjadi mulai ada murid yang berani bertegur sapa dengan orang tua murid lainnya saat berpapasan dijalan. Hal ini adalah salah satu bukti bahwa dengan mengenalkan langsung seluruh anggota keluarga sesama murid lewat papan data yang dibuat, justru membuat murid saling mengenali dan menghormati keluarga dari teman-temannya. Akhirnya harapan  budaya saling merundung nama orang tua di kelas  mulai terkendali dan berganti dengan saling peduli. Alhamdulillah.

Perundungan dapat terjadi pada semua orang dan dapat dihentikan juga oleh semua orang. Maka, untuk mencegah perilaku perundungan di madrasah, guru harus mengupayakan penanganan serius jika ada aduan perundungan yang terjadi di sekitar kita. Jika telah terbukti ada perundungan, hindari sikap menyalahkan, mengkritik, atau memaki pelaku didepan umum. Hargailah kejujuran mereka, lalu tanamkan kembali sifat peduli antar sesama. Mudah-mudahan ide yang sederhana ini bermanfaat. 

=== Banyuwangi, 4 April 2024

PROFILE

Hanik Setyowati adalah pribadi yang sederhana dilahirkan di kota kecil Lumajang tanggal 7 Pebuari 1968. Saat ini Mengajar di MTsN 1 Banyuwangi. Senang berkolaborasi dan bekerjasama. Ibu satu putri yang selalu ingin belajar, mencari teman dan saudara. Mengajar adalah tugas utama saya sejak tahun 1994. Sisa waktu ini dapat berkarya keinginanku dan bisa berbagi dengan sesama.. Punya buku non fiksi dan Fiksi dan beberapa antologi. 

E-mail : haniksetyowati408@gmail.com

Facebook : Hanik Setyowati





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sosialisasi Jejak Karbon Kita MTsN 1 Banyuwangi

Launching Madrasah Unggulan, MTsN 1 Banyuwangi Mendapat Dukungan Positif dari Kepala Kantor Kemenag Banyuwangi

MTsN 1 Banyuwangi menerima kunjungan Tim Adiwiyata MI Darussalam 1 Kalipuro Banyuwangi.